Banyak orang memulai bisnisnya hanya bermodalkan semangat saja. Padahal, semangat dan niat saja tidak cukup. Bahkan, di era digital yang semakin online ini membuat motivasi dan tindakan seseorang terhadap pembelian suatu produk menjadi semakin kompleks.
Contohnya, di era berjamurnya pebisnis online saat ini, dulu konsumen bisa dengan mudah dijejali promosi diskon kemudian langsung beli, tetapi sekarang eranya berubah. Tidak cukup hanya dengan promosi diskon. Konsumen sekarang semakin pintar dan cenderung lebih pemilih.
Lihat saja, di era online saat ini, semakin banyak ide kampanye sosial, makin banyak edukasi dan sharing yang dilakukan oleh produsen. Padahal, dulu sangat jarang dan cenderung langsung jualan saja.
Tahukah Anda, penyebab gagal closing sering kali bukan hanya karena produknya kurang bagus, melainkan cara komunikasi kita dengan konsumen yang kurang tepat. Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui beberapa hal yang membuat Anda gagal closing juga solusinya.
Mari kita bahas satu per satu…
1. MARKET KURANG DIEDUKASI
Pernah kejadian seperti ini? Kita sudah mempersiapkan launching produk beberapa hari sebelumnya, sayangnya ketika hari-H penjualan tiba, hasil penjualannya melempem alias minim closing.
Kejadian ini sering dialami oleh banyak pebisnis online, terutama pebisnis pemula karena kondisi market yang kurang teredukasi. Sangat penting untuk mengedukasi market terlebih dulu tentang produk Anda, baru kemudian Anda bisa mulai berjualan.
Edukasi market secara sederhana seperti ini:
- Membuat orang yang tidak tahu produk kita jadi tahu.
- Membuat orang yang belum paham manfaat produk jadi paham manfaatnya.
- Membuat orang yang belum perlu menjadi perlu.
Apa contohnya?
Misalnya Anda ingin berjualan produk herbal berupa madu penambah nafsu makan anak. Dengan
cara edukasi di atas, maka Anda perlu melakukan beberapa hal ini:
- Membuat orang yang tidak tahu produk kita jadi tahu.
Anda perlu membuat teaser, coming soon promo, sharing rutin setidaknya minimal 2 minggu sebelum produk Anda diluncurkan. Pada bagian ini, fokus Anda adalah membangun brand awareness , membuat orang tahu produk yang Anda jual.TIPS: Jika produk Anda benar-benar baru, disarankan memperpanjang fase perkenalan sebelum produk diluncurkan. Setidaknya minimal 30 hari. - Membuat orang yang belum paham manfaat produk jadi paham.
Anda perlu menginformasikan di berbagai channel Anda tentang manfaat dari produk yang Anda jual. Seringkali konsumen membeli produk karena manfaatnya. Pada bagian ini, fokus Anda adalah membangun product awareness, membuat orang tahu khasiat produk yang Anda jual.TIPS: Kalau misalnya kita ambil contoh produk madu penambah nafsu makan anak, maka fokus penjelasannya adalah berbagai informasi manfaat serta bukti-bukti dari khasiat produknya. Buat dalam beragam jenis informasi, misalnya berupa poster, informasi di media sosial, informasi di kuliah whatsapp, website, dll. - Membuat orang yang belum perlu menjadi perlu.
Sering kali yang membuat kita gagal closing karena target market kita belum merasa perlu menggunakan produknya. Misalnya Anda menjual ke ibu-ibu yang anaknya sudah beranjak dewasa sehingga mereka merasa belum perlu produk madu ini.TIPS: Anda bisa mengajak si ibu-ibu ini untuk menjadi pasukan reseller Anda sehingga bisa membantu menjualkan produknya ke market ibu-ibu yang mempunyai anak kecil.
2. HUBUNGAN TIDAK DIBANGUN
Relasi antara penjual dengan pembeli sangat penting untuk dibangun, terutama bagi Anda yang membangun bisnis online dengan mulai membuat kolam prospek yang besar, misalnya dengan membuat akun Facebook dengan member yang banyak, membuat list building email maupun Whatsapp. Sering kali kita gagal closing karena kita menjual ke orang yang belum punya hubungan dengan kita.
Ada 3 jenis market :
COLD MARKET >> Market yang belum kenal dan belum dekat dengan Anda
WARM MARKET >> Sudah mulai kenal dan dekat dengan Anda
HOT MARKET >> Sudah kenal dan pernah membeli produk Anda
Saya coba bantu jelaskan supaya Anda bisa memahami apa yang saya maksud.
Jadi, begini. Sering kali penjual online tidak sadar mereka sering mengalami gagal closing karena menjual ke cold market, ke kumpulan calon pembeli di mana mereka sama sekali tidak mengenal Anda, belum percaya dengan Anda.
Coba saja, Anda rutin promosi sana-sini, broadcast promosi sana-sini, pasti seringnya jarang closing. Kemungkinan besar karena market yang Anda tuju masih dalam kondisi cold market. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Anda perlu membangun hubungan dengan calon pembeli. Bagi Anda, penjual offline, Anda mungkin bisa mengadakan kopdar atau gathering. Bagi Anda, penjual online, Anda bisa membuat kolam prospek yang besar lalu mulai rutin berbagi di media online yang Anda gunakan untuk membangun interaksi.
Ingat, tanpa Anda membangun hubungan yang baik, sulit sekali terjadi closing.
3. KEBANYAKAN JUALAN
Ternyata untuk para pebisnis online yang kebanyakan jualan juga tidak bagus lho. Karena hal ini juga ikut menjadi penyebab susah closing. Yeapp. Ini dia hasil temuannya.
Setelah saya melakukan observasi kecil-kecilan, ternyata yang membuat seorang tidak jadi beli suatu produk dari si penjual online, karena si calon pembeli ini sudah terlalu jenuh karena terlalu sering di jualin. Alias terlalu sering di hujani promo dan jualan.
Mungkin beberapa orang menyangka seperti ini. “Lho kok kita ga boleh jualan? Kan harusnya kita harus konsisten jualan donk?”
Satu sisi benar, namun sisi salahnya juga banyak. Alias jangan diartikan mentah-mentah jadi jualan melulu. Begini teman-teman, dunia bisnis online pasti sangat dekat dengan list building organik atau kolam prospek seperti FB organik, IG organik, Whatsapp list, grup wa, grup FB dan lain sebagainya.
Nah seringkali banyak yang salah kaprah, mentang-mentang kita yang punya akunnya dan punya member atau follower banyak, eh kita seenaknya jualan melulu. Begini, jualan itu ga masalah, tetapi saya sarankan perlu dibatasi. Jangan jualan seperti orang yang ngejar setoran. Tiap hari ada aja yang dijualin bahkan tiap jam ada aja broadcast jualan. Ingat media sosial adalah media sosial, bukan media jualan.
Lalu gimana?
Saya pun juga punya banyak media sosial seperti diatas, tapi saya tidak berjualan membabi- buta. Ada batasannya, bahkan kalau bisa jualannya terselubung dan sifatnya softselling.
Disini saya tidak membahas harus berapa kali promonya, saya tidak membahas teknisnya, karena sudah saya bahas banyak di buku-buku saya sebelumnya.
Ingat prinsipnya: usahakan proporsi 90:10.
Pastikan 90% konten kita berbagi dan bermanfaat, 10% nya baru jualan. Kalau konkritnya, 9x postingan akun FB kita harus yang bermanfaat, baru 1x nya yang jualan. Lebih bagus lagi gunakan teknik softselling.
Kenapa hal ini penting? Ketika Anda menjejali member Anda tentang promo terus-menerus, akan ada suatu masa mereka jadi tidak respek, jadi kebal dan enggan membeli produk Anda, karena merasa dijualin terus.
Ujung-ujungnya apa? Penawaran yang kita infokan berujung gagal closing.
4. TIDAK PAHAM CARA CLOSING SAAT CHATTING
Penyebab gagal closing berikutnya adalah tidak paham cara closing saat ada chat konsumen yang mulai masuk ke chat kita. Sedihnya adalah kita sudah promo sana-sini, keluar uang untuk pake jasa iklan dkk, eh ujungnya gagal closing. Hanya karena tim kita, CS kita atau bahkan kita sendiri yang kurang paham cara yang benar untuk melayani chat calon pembeli.
Beberapa hal yang menghambat closing saat chatting contohnya sbb:
- Kita terlalu cuek
- Lambat merespon
- Kurang menguasai produk
- Tidak mengerti cara closing
- Kurang bisa meyakinkan
- Tidak ada gimmick promo
- Tidak ada amunisi marketing
ILMU WAJIB PEBISNIS ONLINE
Selain ilmu copywriting dan social media marketing, ada ilmu wajib yang harus dikuasai pebisnis online yaitu ilmu closing. ilmu ini sangat penting untuk dikuasai terutama ketika Anda bertemu dengan berbagai macam karakteristik konsumen.
Penerapan teknik closing ini ada berbagai macam, mulai dari teknik closing di media sosial, closing on the stage, closing offline, closing via copywriting hingga closing via chatting.
Dari semua hal diatas, closing via chatting mungkin adalah teknik yang paling banyak dibutuhkan. Tidak hanya untuk pebisnis online, namun juga pebisnis offline. Lihat saja meski bisnisnya offline, seringkali orderannya masuk via whatsapp. Bagaiamana? Semoga bermanfaat.